Catatan pertemuan kedua tim, Indonesia belum pernah sekalipun sanggup menaklukkan The Green Falcons. Indonesia sudah bertemu dengan Arab sebanyak 11 kali. Hasilnya, Indonesia hanya mampu tiga kali menahan imbang Arab Saudi, sedangkan delapan lainnya kalah.
Pertemuan terakhir kedua negara adalah dalam laga persahabatan di Stadion Shah Alam, Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat 7 Oktober 2011 silam. Saat itu Indonesia yang ditukangi oleh Wim Rijsbergen hanya bisa menahan imbang 0-0 Arab Saudi yang masih dilatih oleh Frank Rijkaard.
Sementara Pertemuan terakhir keduanya di Stadion Utama Gelora Bung Karno adalah pada saat penyisihan grup D Piala Asia 2007 lalu. Saat itu Indonesia dipaksa bertekuk lutut dengan skor tipis 1-2 karena gol telat Saad Al-Harthi menit 90.
Mental Juara
Namun Pelatih timnas, Rahmad Darmawan langsung mengantisipasi rekor buruk tersebut. Pelatih yang biasa disapa RD tersebut tidak ingin Firman Utina dan kawan-kawan terbebani dengan nama besar Arab Saudi. RD pun berusaha meyakinkan pasukannya agar percaya diri.
"Yang pasti saya selalu menekankan kepada seluruh pemain bahwa yang harus mereka tekankan adalah motivasi untuk menang. Soal hasil, itu belakangan. Karena, kalau belum apa-apa sudah merasa kalah, itu bukan sesuatu yang baik," kata pelatih Arema Malang tersebut.
Selain itu, RD juga berharap para pemainnya mewaspadai tipikal permainan Arab Saudi yang kerap melakukan provokasi. RD menilai Arab Saudi kerap berusaha mengambil keuntungan dari gaya permainan yang kerap memancing emosi lawan.
RD melihat karakter permaian Arab Saudi itu saat masih menjadi asisten pelatih Ivan Kolev pada pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2006 di Arab Saudi. RD menekankan kepada tim untuk meredam emosi saat pemain Arab Saudi mulai melakukan provokasi.
"Permainan Arab Saudi memang seperti itu. Mereka coba mengambil keuntungan dari cara yang lain di luar sepakbola dengan memancing emosi. Di sini, pentingnya pemain untuk fokus pada permainan," ujar pelatih yang juga menukangi Arema Indonesia itu.
"Saya tidak ingin pemain meladeni hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan permainan. Kalau perlu kami yang memancing mereka," kata RD.
Pernyataan RD diamini mantan pemain timnas, Isnan Ali. Pengalaman itu dirasakan Isnan saat membela Indonesia menghadapi Arab Saudi di Pra Piala Dunia 2006. Menurut Isnan yang punya 31 caps, bentuk provokasi yang dilakukan Arab Saudi sangat beragam.
Namun salah satu yang paling berbahaya adalah saat Arab Saudi memperagakan permainan keras menjurus kasar yang memancing emosi pemain. Isnan berharap Boaz Solossa dan kawan-kawan mampu mengendalikan situasi saat pertandingan nanti.
“Yang pasti Arab Saudi kerap memancing emosi pemain untuk bermain kasar. Saya kira, itu harus yang diwaspadai Indonesia saat bertemu Arab nanti,” kata Isnan.
Racikan RD & Jacksen F Tiago
Di laga nanti, timnas Indonesia tidak hanya dibesut oleh RD saja, melainkan dipimpin juga oleh pelatih Persipura, Jacksen F Tiago. Awalnya, penunjukan keduanya sedikit diragukan. Sebab, keduanya merupakan pelatih kepala di klub masing-masing. Namun, penyatuan RD dan Jacksen ternyata berjalan lancar sejauh ini.
"Pembagian tugas kita tak ada masalah. Saya dan Jacksen saling mengisi. Hati saya dan hati dia sudah sama. Kita satu hati," ujar RD usai memimpin sesi latihan tim Rabu pagi lalu. Keduanya pun berbagi tugas mematangkan skuad yang ada.
Seperti yang terlihat pada sesi latihan Rabu lalu. RD mengajarkan materi mengantisipasi kekuatan lawan. Pelatih Arema Indonesia itu sangat mewaspadai serangan sayap Arab Saudi. "Kami harus main rapat. Tidak boleh memberi banyak space di lini tengah," ujarnya.
"Bagaimana mengantisipasi saat kehilangan bola, mengantisipasi keunggulan lawan di serangan sayap dan kombinasi permainan lini tengah. Lawan juga selalu menggunakan passing tajam dan penetrasi di belakang pertahanan. Ini yang harus kami cegah," kata RD.
Mengenai strategi, RD ingin timnya bermain disiplin dan tak memberi Arab Saudi kesempatan mengembangkan permainan. "Intinya, kami mengajarkan bagaimana pemain harus lebih sabar ketika menguasai bola." katanya.
Sementara Jacksen F Tiago memfokuskan latihan pada umpan-umpan pendek yang akurat. Ia mau melihat pemainnya terus berlari maksimal di latihan. "Pressure dari Arab Saudi tinggi sekali. Kita harus fokus dan terus mengejar bola," kata Jacksen saat memberikan instruksi.
Pegang kunci
Mengenai kekuatan lawan, RD menganalisa permainan Arab Saudi lebih mengoptimalkan dengan baik lapangan tengah. Arab Saudi juga cepat saat menggalang serangan. Pemain belakang Arab Saudi pun tidak ragu meninggalkan pertahanan saat tim naik menyerang.
“Gelandang mereka mampu menusuk dari lini tengah. Ini menjadi kekuatan utama mereka. Serangan mereka juga bervariasi. Bahkan, dua bek tengah mereka juga ikut bantu menyerang. Kami akan membuat beberapa blok di di area belakang untuk meredam serangan mereka," lanjut RD.
Pelatih tim nasional Indonesia Rahmad Darmawan mulai memetakan kekuatan calon lawan tersebut dengan mengantongi 4 nama pemain Arab Saudi yang patut diwaspadai. Mereka yakni Salman Al-Faraj, Taisir Al-Jassim, Fahad Al-Muwallad dan Mustafa Al-Bassas.
Mustafa (19 tahun) merupakan bek sayap kanan. Sedangkan Salman (23 tahun) dan Taisir (28 tahun) merupakan pemain tengah, posisi yang menurut RD merupakan kekuatan utama Arab Saudi. Sementara Fahad (18 tahun) adalah striker lincah yang diyakini bakal kerap membahayakan lini belakang Indonesia.
“Untuk mengantisipasi permainan mereka, kami telah memberikan simulasi kepada para pemain. Sekarang, kami tinggal implementasi saat latihan,” papar RD.
Semangat Membara Para Penggawa Merah Putih
Jelang pertandingan, para penggawa Merah Putih memiliki semangat membara bisa meraih kemenangan. Tekad ini dilontarkan para pemain depan timnas. "Tidak ada target pribadi bagi saya. Yang penting kita harus menang," kata Andik Vermansyah.
Sementara itu, striker timnas lainnya, Sergio van Dijk, mengaku akan bekerja keras demi membantu timnas meraih kemenangan. "Saya akan bekerja keras. Saya siap dengan semua keputusan pelatih nantinya," ujar striker Persib Bandung itu.
Sedangkan Irfan Bachdim, pemain yang kini berlaga di Liga Thailand itu ingin menyumbangkan kemenangan sekaligus tampil impresif di laga ini. "Saya tidak punya target harus mencetak gol. Tapi, saya harus bisa memberikan yang terbaik," ujarnya.
Tidak lupa Irfan Bachdim menuturkan kebahagiaannya karena timnas Indonesia kali ini diperkuat oleh para pemain terbaik. "Saya juga senang sekali karena kami (pemain ISL dan IPL) sudah bersama-sama di dalam timnas Indonesia," ucap Irfan bersyukur.
Hal inilah yang juga disyukuri RD selaku pelatih. “Ini momentum baik setelah Timnas kembali bersatu. Tentu, ini juga akan jadi motivasi tersendiri bagi para pemain untuk memberikan yang terbaik buat Merah Putih,” tutur RD.